Wajah

Pagi ini berkabut

Dan aku sedang duduk di tepi danau, di hari dimana aku sedang tak ingin menampakkan wajahku pada dunia.
Sebuah wajah yang hanya bisa saya perlihatkan pada ikan ikan di danau , yang hanya bisa saya simpan sendiri .
Sekarang yang terpikir di kepala adalah bagaimana caranya untuk bisa pergi jauh sejauh jauhnya dari kota ini .
Bagaimana caranya menghentikan suara – suara yang terus bersahutan silih berganti di dalam kepala ini
Dan bagaimana supaya mata ini bisa terpejam

Bunga Kamboja dan apa yang bisa dipelajari darinya

Tadi pagi , sehabis dari danau saya sempat melintasi pepohonan bunga di sepanjang tepian jalan.

Seperti biasa , setiap pagi seluruh kuntum bunga yang mekar dengan indahnya di hari sebelumnya akan jatuh berguguran di hari selanjutnya.

Masih sangat pagi , dan bunga bunga itu belum terjamah oleh para penyapu jalan.

Saya menikmati hamparan permadani hijau bermotifkan bunga kamboja dan bunga yang saya tak tahu namanya, berwarna merah pekat yang tak kalah indahnya.

Sesungguhnya, saya ingin menjadi seperti bunga kamboja itu.

Setelah usai menunaikan tugasnya memperindah pohon selama sehari penuh, kala gugur pun ia masih berusaha untuk memperindah tempat dimana ia jatuh.
Saya ingin bisa berguna bagi orang yang saya cintai , meskipun saat saya harus terjatuh ataupun jauh saya ingin tetap berusaha untuk bisa diandalkan bagi orang – orang yang saya cintai.

Bunga Lily merah jambu dan pelajaran hidup

Setiap kali berada dalam sebuah situasi terpuruk, gue selalu menyemangati diri dengan mencari cari sisi positif dari keterpurukan gue.

Seperti sekarang , setelah resmi menjalani masa cuti sebelum hari H resignation tanggal 13 nanti.
Gue berstatus pengangguran.

Dengan dompet yang cuma cukup buat makan sampai hari servis datang.

Rasanya emang nggak enak luntang lantung dengan kegiatan nggak jelas begini .
Berdalih dengan alasan istirahat, gue menunda mencari pekerjaan baru sampai 1 bulan lagi . Sebuah alasan yang cukup dimengerti sama kakak kakak gue yang ngeliat betapa gue kerja keras selama 2 tahun ini . Sebuah alasan yang nggak bisa diterima oleh ibu menyebalkan entah mengapa . Dan seolah nggak cukup , dia berencana akan datang menjelang hari Raya nanti untuk tinggal serumah di oasis yang baru saja gue temukan ini.

Gue cuma bisa berdoa pada Tuhan untuk menjaga kepala gue tetap dingin selama berhadapan dengan dia agar gue nggak jadi anak durhaka .
Oke cukup curhatnya .
Sisi positif yang gue dapet dari masa pengangguran gue adalah , gue jadi bisa memperhatikan hal hal yang sebelumnya terlewatkan begitu saja oleh mata ini .
Gue bersyukur melewati masa transisi ini di rumah kakak di daerah yang sangat indah ini ( haiss ) . Tapi serius deh , komplek Citra Graha ini seperti permata di tengah lumpur .
Salah satu dari kita pernah nulis tentang daya tarik dari masing masing cluster di postingan sebelumnya kan ? . Tapi buat gue pribadi , cluster Iris emang paling juara dengan danau dan ikan ikan koi di dalamnya .
Gue berkeinginan suatu saat membeli rumah ini dari kakak gue , untuk diri gue pribadi . Dengan duit gue pribadi . Jadi , selamanya Citra Graha akan menjadi oasis rahasia gue tanpa terusik siapapun .
Oh iya , usai berolahraga sore ini , gue duduk duduk di beranda samping menikmati udara sore (kegiatan khas lansia dan pengangguran ) . Mata gue tertumbuk pada bunga lily merah jambu yang minggu lalu mati lantaran diinjak oleh Tukang yang nggak punya otak . Gue geram setengah mati , pasalnya orang yang nggak punya otak itu menginjak bunga lily ketika bunga itu sedang mekar dengan indahnya . Tapi , ternyata di atas tangkai tumbang itu tumbuh tunas lily baru yang siap mekar . Gue tersenyum sendiri , mengingatkan gue pada salah satu bait lagu nasional yang bunyinya .. ” Gugur satu tumbuh seribu  ”
Di atas tangkai mati , tumbuh tunas baru yang siap berbunga .
Seperti karir gue yang sudah berakhir di Mercure Banjarmasin , gue optimis pasti karir yang lebih menjanjikan sedang menunggu untuk gue perjuangkan di suatu tempat .
Seperti kehidupan cinta gue yang saat ini sedang berantakan , pasti akan ada hadiah atas kesabaran yang sudah gue jalani selama ini .
Gue akan melindungi calon kuntum lily itu sebisa gue , agar ia bisa mekar dengan indah dan layu tepat pada waktunya . Agar calon kuntum lily itu nggak mengalami nasib sama seperti lily sebelumnya yang terpaksa harus mati saat ia sedang berbunga dengan indahnya .
Seperti keinginan untuk berjuang agar bisa membeli rumah ini dengan duit gue sendiri.

Selalu ada jalan …

Kabut pagi di danau buatan

Pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya setelah semalaman bersusah payah untuk tidur.

Segera kubuka jendela kamar untuk memasukkan udara segar sebanyak banyaknya , dan kabut mendominasi pemandangan diluar .

Tanpa pikir panjang segera kuganti baju tidur dengan kaos dan segera melangkah menuju ke danau .
Untaian kabut yang berarak di sepanjang permukaan air dan ikan ikan koi kecil yang berenang menyambutku . Kududuk di ujung dek kayu, dengan headphone terpasang di telingaku memainkan lagu Bimbang dari Melly Goeslaw . Suara petikan gitar serta vokal yang dalam milik Melly mengangkatku jauh dari kenyataan . Sesekali udara dingin membelai kulitku .
Momen seperti ini mengingatkan aku pada momen saat aku berada di pesawat yang baru saja lepas landas di malam hari , kerlip cahaya lampu kota yang semakin menjauh di bawah sana terlihat begitu indah.

Hari ini , selama beberapa puluh menit aku merasakan kedamaian.

Mentari yang mulai terbangun dari peraduan , membuyarkan kabut yang tebal perlahan lahan . Mengembalikan aku ke kenyataan juga perlahan lahan …